![]() |
| Kondisi hutan telah dirusak warga di sepanjang jalan nasional antara Kota Bima dan Kecamatan Wawo, Kabupaten Bima |
Sementara BKPH Maria Donggomassa selaku pihak berwenang dan Pemerintah Kota Bima sepertinya hanya tutup mata melihat kerusakan hutan yang masif.
Pantauan media ini, Sabtu 25 Oktober 2025 siang, tak saja dibakar pun terdengar suara mesin pemotong mengaum ditengah kondisi hutan yang terlihat sudah rusak dibabat.
Sementara disekitar lokasi hutan sedang dirusak terpampang papan pengumuman berlogo Pemerintah Kota Bima yang melarang dilakukan penggundulan hutan.
Pun tak jauh juga berdiri bangunan pos pengamanan hutan milik BKPH Maria Donggomasa tak difungsikan dan mulai rusak. Sementara disamping pos hutan warga sedang membabat hutan tutupan.
Sementara beberapa oknum warga sedang merusak hutan, satupun petugas BKPH Maria Donggo Massa dan jajaran Pemkot Bima tak terlihat batang hidungnya untuk menindak para perusak hutan.
Tidak saja itu, hutan yang sebelumnya juga penuh dengan pohon jenis sonokeling akhirnya tumbang oleh deru mesin senso (mesin pemotong kayu).
Satu-satunya hutan yang tertinggal di bagian hulu Kota Bima kini rusak dan apakah Kota Bima kembali akan diterjang banjir bandang?
Salah satu warga melalui akun media sosial, Iwan Awaludin sempat melewati jalan dilokasi perusakan hutan mengatakan hutan dihancurkan.
"Hutan kita dihancurkan, dihancurkan betul-betul, tidak pernah memikirkan nasib warga dibawah sana, sebentar lagi bersiap-siap lah kita menghadapi bencana banjir yang lebih dahsyat," sesalnya.
Dirinya dalam video itu pun mempertanyakan sikap dari dinas kehutanan Pemerintah Provinsi NTB, apakah sudah tuli dana buta sehingga tak bisa melihat kondisi hutan kini sedang dirusak.
Termasuk dari akun pemerhati lingkungan, Gizan Hila memposting video bagaimana perusakan hutan di lokasi yang sama, diinformasikan bahwa pembabatan hutan dilokasi antara watasan Lampe dan Wawo sudah terjadi sejak dua tahun terakhir.
Sebelumnya, Team PARA SINDIKAT dan Aliansi Masyarakat Sipil untuk Lingkungan Hidup saat audensi dengan jajaran Pemkot Bima dan BKPH Maria Donggomasa menyampaikan data kerusakan hutan kritis sudah mencapai 60 persen.
Untuk diketahui, hutan kini sedang dirusak berada langsung di pinggir jalan nasional lintas Kota Bima-Wawo-Sape.
Disisi lain, anggaran ratusan milyar bersumber dari utang luar negeri negara untuk penanganan banjir di Kota Bima terus berjalan, ada program NUFReP Rp 230 milyar untuk membangun drainase perkotaan dan ratusan milyar lainnya untuk normalisasi sungai.
Ini setelah pada tahun 2016 silam Kota Bima pernah diterjang banjir bandang sangat besar hingga meluluh lantahkan seluruh rumah warga.
Begitupun setiap tahunnya hingga saat ini Kota Bima kerap jadi langganan banjir akibat rusaknya hutan di hulu sungai.(Red)
Baca juga :
https://www.jangkabima.com/2025/10/60-Persen-Hutan-Dibawah-Kewenangan-BKPH-Maria-Donggomassa-Kritis%20.html


Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar merupakan aspirasi pembaca dan tidak merepresentasikan pendapat JangkaBima. Mohon selalu sampaikan pendapat dengan sopan dan tidak melanggar SARA.