Notification

×

Iklan

Iklan

Pertumbuhan Ekonomi NTB Terendah. Hanya 1,16 persen

| Jumat, Januari 05, 2024 WIB Last Updated 2024-01-05T11:35:47Z
Ilustrasi kantor Gubernur NTB
Kota Bima, JB.- Terungkap saat rakor vicom kepala daerah di NTB dengan Menteri Dal Negeri (Mendagri) RI, bahwa pertumbuhan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) ternyata masuk kategori terendah, hanya mencapai 1,16 persen.

 

Itu terungkap saat rakor vicom di ikuti Pj Wali Kota Bima, HM Rum, rabu (3/1/2024). Melalui press rilis disampaikan melali website Kominfotik.bimakota.go.id. Mendagri RI Tito Karnavian dalam penyampaiannya, saat ini masih ada beberapa daerah yang perlu diperhatikan tingkat pertumbuhan ekonominya. Saat ini berdasarkan pertumbuhan ekonomi per provinsi, NTB adalah daerah dengan kategori pertumbuhan ekonomi terendah sebesar 1,16%.

 

Tentunya kondisi ini perlu diatensi dengan membuat kebijakan yang lebih fokus lagi dalam menangani hal tersebut.

 

Kondisi tersebut juga akibat tingkat inflasi, bukan saja Indonesia pun dunia. Salah satu isu yang dihadapi Indonesia terkait gejolak inflasi adalah fluktuasi harga komoditas, seperti minyak dan pangan, yang dapat memicu kenaikan harga secara signifikan.

 

Hal ini dapat berdampak negatif pada daya beli masyarakat dan stabilitas ekonomi. Selain itu, kebijakan moneter dan fiskal yang tidak tepat juga dapat menjadi faktor penyebab inflasi yang tinggi.

 

Sementara itu kepala BPS Pusat, Amalia Adininggar Widyasanti,  menyampaikan bahwa inflasi bulan Desember 2023 terhadap november 2023 menurun sebesar 0,41%.

 

"Bulan Desember 2023 tercatat inflasi terendah dari tahun-tahun sebelumnya, ini merupakan kinerja terbaik." ungkapnya.

 

Dalam sepuluh tahun terakhir, tingkat inflasi yang tinggi umumnya terjadi pada periode-periode Perayaan hari Besar Keagamaan Nasional (HKBN), di antaranya pada momen Puasa-Lebaran serta Perayaan Natal dan Tahun Baru.

 

Selain itu, ia juga menyampaikan bahwa Penyumbang Utama andil Inflasi Desember 2023 pada Kelompok Makanan, Minuman, tembakau yaitu Cabai merah sebesar 0,06% Bawang merah 0,04%, Tomat 0,03%, Beras 0,02%, Telur Ayam Ras 0,02%, Cabai Rawit 0,02%,  Daging Ayam Ras 0,01%, Bawang Putih 0,01%, Minyak Goreng 0,01%, Gula Pasir 0,01%, Rokok Kretek 0,01%, dan Rokok Putih memiliki andil sebesar 0,01%, pungkas Kepala BPS Pusat.(red)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar



Komentar merupakan aspirasi pembaca dan tidak merepresentasikan pendapat JangkaBima. Mohon selalu sampaikan pendapat dengan sopan dan tidak melanggar SARA.