Notification

×

Iklan

Iklan

Solusi Krisis Air, FPRB Bersama LP2DER dan BPBD Kota Bima Gelar Seminar Pemanfaatan Air Hujan

| Rabu, November 02, 2022 WIB Last Updated 2022-11-02T05:02:17Z
Seminar pemanfaatan dan pengelolaan air hujan untuk air baku sebagai upaya mitigasi bencana.

Kota Bima, JangkaBima.com.-

Mencari solusi krisis air terjadi disejumlah wilayah Kota dan Kabupaten Bima, Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) " Mbojo Matenggo", BPBD Kota Bima bekerjasama dengan LP2DER dan ICDRC, Rabu (2/11/2022) menggelar seminar pemanfaatan dan pengelolaan air hujan untuk air baku sebagai upaya mitigasi bencana.


Hadir membuka seminar digelar di Aula Perpustakaan Daerah Kota Bima, Sekda Kota Bima, Muhtar Landa. Turut hadir Kepala BPBD, Sukarno, Ketua harian FPRB, Anwar Arman dan pembicara dari Direktur LP2DER serta BPBD.


Peserta berjumlah puluhan orang datang dari kepolisian, TNI, perwakilan dunia pendidikan, komunitas peduli lingkungan, camat, lurah binaan LP2DER, lurah yang masuk wilayah krisis air termasuk perwakilan dari BPBD Kabupaten Bima.


Ketua harian FPRB Mbojo Matenggo, Anwar Arman menyampaikan, belakangan ini kita sama-sama mulai merasakan imbas dari perubahan iklim, tak saja di Kota Bima namun terjadi secara global.


Di Kota Bima cuaca sekarang lebih panas dari sebelumnya, banjir dan ini adalah bagian dari perubahan iklim tersebut. salah penyebabnya adalah rusaknya lingkungan.


Untuk itu, kami dari FPRB Kota Bima bersama LP2DER, Oxfam dan BPBD kota Bima ingin memantik mitigasi terkait dengan kebutuhan air bersih dengan cara panen dan pengelolaan air hujan.


Menurutnya, sekarang air hujan bisa dimanfaatkan untuk air minum, untuk itulah hari ini kami menggelar kegiatan seminar dengan harapan bisa diaplikasi oleh institusi masing-masing.


Pada pemerintah, Anwar Arman berharap dapat dibuat regulasi, OPD wajib tampung air hujan dan dimanfaatkan. Apalagi untuk instalasi murah dan masalah krisis air bisa diatasi, pun air hujan tak terbuang.


Tambahnya, hari ini pun, panitia seminar sengaja mengundang lurah dan perwakilan masyarakat Melayu, tanjung, Paruga sekitarnya yang selama ini selalu alami krisis air.


Sementara Direktur LP2DER, Ir Bambang Yusuf dalam paparan singkatnya mengatakan, akibat perubahan iklim banjir besar tak saja terjadi di Indonesian pun diberbagai belahan dunia, bahkan ada gelombang panas.


Salah satu penyebabnya adalah rusaknya alam, makanya kami hari ini bergabung dengan FPRB, BPBD kota Bima, LP2DER dan oxfan bersama untuk bergerak mengantisipasi imbas dari perubahan iklim.


Harapannya kejadian-kejadian akibat dampak dari perubahan iklim dapat dicarikan solusi terbaik, salah satunya kebutuhan air.


Sementara Sekda Kota Bima, Muhtar Landa dan Kepala BPBD, Sukarno memberikan apresiasi pada seluruh pihak yang terlibat hari ini, terutama FPRB, LP2DER yang sudah bersama-sama menanggapi dengan sebuah gerakan atas dampak dari perubahan iklim terjadi.


Bersama forum-forum yang ada memprihatikan keserasian lingkungan, sehingga bisa ada formulasi dan sedikit demi sedikit bisa keluar dari masalah dan keberlanjutan kehidupan masyarakat kota Bima.


" Apresiasi upaya Pemkot Bima dengan menjalin mitra dan sinergis dengan lembaga lain dalam rangka membangun kota Bima," ujarnya.(JB06)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar



Komentar merupakan aspirasi pembaca dan tidak merepresentasikan pendapat JangkaBima. Mohon selalu sampaikan pendapat dengan sopan dan tidak melanggar SARA.