Notification

×

Iklan

Iklan

Ini Rekomendasi FPRB Mbojo Matenggo Untuk Pemkot Bima dan Provinsi NTB

| Minggu, Desember 26, 2021 WIB Last Updated 2021-12-26T03:46:24Z
Ketua FPRB (Tengah), Ketua Harian (kiri) dan sekretaris (kanan)

Kota Bima, JangkaBima.com.-

Ini sejumlah rekomendasi dari Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPBR) Mbojo Matenggo pada Pemkot Bima dan Provinsin NTB. Salah satunya penambahan alat berat dan besarnya saluran drainase.


Rekomendasi akan diberikan merupakan hasil dari evaluasi kegiatan Gotong-Royong bersama dilakukan FPRB dan masyarakat selama tiga hari terakhir disejumlah kelurahan.


Ketua FPRB Mbojo Matenggo, kota Bima Syamsurih mengatakan, rekomendasi akan kami sampaikan ke Pemkot dan provinsi merupakan hasil dari evaluasinya kami selama kegiatan 3 hari kegiatan Gotong-Royong disejumlah kelurahan.


Rekomendasi kami pada pemerintah terutama kebutuhan alat berat, jumlah alat berat ada saat ini dirasakan masih sangat sedikit, sehingga perlu kedepannya pemerintah kota menambahnya.


Seperti kejadian banyaknya genangan banjir tahun ini, bayak sekali drainase penuh sedimen lumpur, Jalan tertutupi longsor dan lumpur tentunya membutuhkan alat berat melakukan pembersihan. Tak sebanding jumlah alat berat tersedia.


Selain pada bapak walikota Bima juga harapan kami,  bantuan  Gubernur NTB. karena dari hasil evaluasi kami selama ini bayak juga drainase penuh sedimen dan lumpur berlokasi di jalan provinsi dan negara.


Seperti di kelurahan Jatibaru, drainase bahkan tak berfungsi karena penuh sedimen memenuhi drainase, ditambah drainase kecil sehingga tak mampu menampung debit air. Begitupun di jalan negara di kelurahan Panggi, Rontu dan Oimbo.


Rekomendasi lainnya, di Kelurahan Ntobo terdapat jembatan lingkungan putus jadi akses penting masyarakat setempat.


Di Kelurahan Oimbo terdapat dua jalan negara urgen dilakukan crossing gorong-gorong,  sama halnya di kelurahan Rontu di jalan negara.


Sementara di kelurahan Jatibaru juga butuh crosing gorong-gorong di pertigaan jalan lingkungan Sonco Lela, tujuannya untuk pembagian aliran air sehingga mengurangi volume air mengalir pada drainase.


Untuk kelurahan Penanae didapati masalah jembatan penghubung masih memiliki tiang tengah, sehingga selalu dipenuhi sedimen dan sampah yang berimbas terhambatnya aliran air sungai. Untuk itu direkomendasikan pembangunan jembatan baru tak lagi memiliki tiang tengah. Termasuk jembatan lingkungan kondisinya memprihatikan. 


Di kelurahan Dara sama sedimen memenuhi drainase jalan provinsi, sehingga perlu ada perhatian serius. Selain menambah alat berat juga perluasan drainase.


"  apa menjadi rekomendasi kami FPRB dapat ditindaklanjuti untuk kepentingan kemaslahatan masyarakat, dalam rangka pengurangan resiko kebencanaan," tutup Syamsurih. (B06).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar



Komentar merupakan aspirasi pembaca dan tidak merepresentasikan pendapat JangkaBima. Mohon selalu sampaikan pendapat dengan sopan dan tidak melanggar SARA.