![]() |
| Dr Syarif Ahmad juri Lomba Inovasi |
Selaku salah satu juri lomba,
Dr Syarif menilai lomba inovasi ini perlu mendapatkan perhatian lebih dari
Pemerintah Daerah, terutama menfasilitasi dan ditindaklanjuti setiap hasil
inovasi dilombakan.
Hal itu disampaikan Syarif selama
penilaiannya pada lomba Inovasi yang digelar sejak Senin 10 hinga 13
November 2025 di kantor BRIDA Kota Bima.
Menurut dia, banyak hal menarik
yang harus didukung dan dikembangkan dari para inovator khususnya di bidang Pendidikan
“saya kira banyak sekali karya yang bagus dan patut didorong untuk dikembangkan
ke depannya,” ungkapnya.
Tentunya ini dalam rangka untuk
meningkatkan pelayanan Pendidikan, terutama di sekolah-sekolah yang kondisinya
tidak diperhatikan. Menurutnya, teman teman inovator di bidang ini mampu memberikan
solusi di tengah sulitnya perkembangan pendidikan di daerah.
Ia memberi contoh, ada salah satu
sekolah yang minat sekolah anak anak di lokasi tersebut sangat kurang,
disebabkan kondisi sosial masyarakatnya. Saat dirinya menjadi juri lomba
inovasi ada salah satu inovator di sekolah tersebut yang menciptakan kendaraan
angkutan dengan gaya hiburan yang memungkinkan ketertarikan bagi
anak-anak.
Selain itu beberapa sekolah
juga menyajikan pengembangan tren baru untuk menarik minat siswa sesuai dengan
kondisi wilayah masing masing. “Kami sangat menyukai inovasi inovasi baru yang
dikembangkan oleh teman teman guru ini,” tandasnya.
Dukungan itu menurutnya bisa
saja dengan menfasilitasi pengadaan fasilitas pendukung berupa pengadaan
kendaraan, pengembangan pada sekolah lain yang kondisinya mirip dengan kondisi
sekolah asal inovasi itu diciptakan.
Untuk informasi, hari ketiga
penilaian yakni Rabu 12 November 2025, terdapat 17 Inovasi yang dinilai oleh
tim juri, para inovator secara bergilir mempresentasikan karya mereka
dihadapan para juri dengan berbagai pertanyaan.
Diantaranya, inovasi Raut Kata
(Rautan Pensil Tingkatkan Suku Kata) karya Komalasari guru SDN 47 Kodo, Rawi
Matupa (Ruang Apresiasi Budaya Inspiratif Melalui Alkuturasi dan Literasi)
inovasi dari Juriah, SDN 1 Melayu.
Sakura (Sampahku Karyaku), Ana
Nurliana, Nur Anita Sari, Wahyuningsih dari SDN 5 Rabangodu Utara, kemudian Si
Bungkus Cerdas, karya Rismansyah, SDN 30 Nitu Kota Bima.
Sim Ai (Sarana Interaktif Membaca
Anak Inklusi), Hafizhatul Amanah, SDN 52 Busu, Smart Colour Stone Berbasis
Etnopendagogik Dalam Meningkatkan Literasi Peserta Didik, karya dari Iis
Hadiatunnisah, SDN 39 Rabadompu Barat. Kemudian Smart Quiz, karya Neneng
Khaerunnisah, SDN 5 Rabangodu Utara.(red)


Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar merupakan aspirasi pembaca dan tidak merepresentasikan pendapat JangkaBima. Mohon selalu sampaikan pendapat dengan sopan dan tidak melanggar SARA.