![]() |
| Banjir kota bima dari tahun ke tahun |
Hal itu disampaikan Kepala BPBD
melalui Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik (Darlog), Nazamuddin saat rakor
penanggulangan bencana banjir dilaksanakan Senin 10 Nopember 2025 di kantor
Pemkot Bima.
Menurutnya, di Bima hujan bukan
lagi soal anugerah, namun juga bergandengan dengan musibah. Hal ini bukan
perkara soal hujan, namun juga pengawasan yang terlampau longgar terhadap
pemanfaatan hutan.
Baik hutan lindung dan konservasi
sebagian besarnya telah beralih fungsi. Akibatnya, dampaknya bukan saja
kekeringan saat musim kemarau, namun banjir dikala musim hujan menghantam
sehingga membawa kecemasan dan duka bagi masyarakat di kawasan hilir.
Dulu terdapat ratusan sungai
diatas hutan dan gunung yang berfungsi sebagai pemecah laju air menuju daerah
sungai dan pemukiman warga. Sehingga, meskipun curah hujan dengan intensitas
tinggi, tetapi kecepatan air tetap terjaga menuju daerah sungai dan pemukiman
penduduk.
Namun dengan banyaknya program pembukaan
jalan ekonomi/jalan tani, sehingga merubah alur air. Pada musim hujan, jalan
ekonomi ini berubah dan beralih fungsi menjadi jalur dan sungai baru, serta
mempercepat laju air menuju daerah sungai dan membawa sedimen dan lumpur.
"Contohnya di Lanco Gajah
Jatibaru Barat, Lampe, Dodu, sebelah timur PT Tukad Mas, bahkan sepanjang jalan
menuju Kolo setiap musim hujan akses jalan pasti tertutup lumpur, sedimen dan
bebatuan memenuhi jalan raya tak terhindarkan," ungkap Nazamuddin.
Crizna sapaannya menyebut, bahwa
kondisi ini harus berani kita sampaikan sesuai realita dilapangan. Sehingga
kita semua berharap akan menjadi arah kebijakan yang terukur bagi pimpinan
daerah dalam rangka melindungi kawasan hutan dari setiap ancaman bencana.
"Pilihannya sederhana,
kita harus punya keberanian untuk mengambil langkah penyelamatan alam atau kita
terkubur dalam bencana," ujarnya.
"Mari kita kembalikan
warna hijau di tanah kelahiran kita sebelum Bima tenggelam, sebelum anak cucu
kita hanya mengenal hutan dari cerita, mari kita bertindak. Sebab, waktu untuk
penyesalan selalu datang terlambat," pungkas Nazamuddin.
Untuk informasi, selama lima
tahun kepemimpinan Lutfi-Feri seluruh program pembukaan jalan tani ditiadakan,
tujuannya agar tak mempermudah akses warga ke hutan dan gunung. Kebijakan ini bagian
dari upaya pencegahan dari bencana banjir melanda Kota Bima setiap tahunnya.(red)


Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar merupakan aspirasi pembaca dan tidak merepresentasikan pendapat JangkaBima. Mohon selalu sampaikan pendapat dengan sopan dan tidak melanggar SARA.