![]() |
| Rakor antara Bank Dunia dan jajaran Pemkot Bima soal proyek NUFRep dan Jica |
Perwakilan Bank Dunia (Work Bank) berikan enam catatan perbaikan
pada Pemerintah Kota Bima terkait pelaksanaan proyek program NUFRep dan JICA.
Itu disampaikan saat Rapat Koordinasi (Rakor) bersama konsultan
tim Bank Dunia dalam rangka evaluasi hasil monitoring sejumlah program
pengendalian banjir perkotaan di Kota Bima Kamis, 30 Oktober 2025.
Enam poin yang menjadi catatan perbaikan merupakan hasil
monitoring dan evaluasi lapangan oleh Bank Dunia terhadap proyek NUFReP dan
JICA di Kota Bima, yang harus segera ditindaklanjuti oleh Pemkot Bima.
Enam poin catatan perbaikan dari World Bank terhadap proyek
drainase primer meliputi, jaringan drainase terintegrasi antara drainase
sekunder dan primer yang belum dilengkapi penyaring sampah dari drainase
sekunder ke drainase primer, struktur permanen berupa akses jalan beton di atas
badan saluran drainase primer.
Selain itu, adanya aktivitas warga yang mendirikan bangunan
permanen di atas saluran drainase, sisa lahan di kawasan Kelurahan Penatoi yang
bersertifikat hingga ke badan jalan, belum adanya pembangunan pengelolaan
limbah pabrik tahu di area terdampak, serta lahan warga terdampak program yang meminta
percepatan penyelesaian sertifikat tanah.
Pj Sekda Kota Bima, Hj. Mariamah menyampaikan bahwa beberapa
catatan perbaikan hasil evaluasi dan monitoring dari pihak World Bank kami
terima dan harus segera ditindaklanjuti oleh dinas teknis, terutama dinas PUPR,
Dinas Perkimtan dan DLH.
“Catatan perbaikan ini menjadi perhatian khusus dari Pak Wali
(Wali Kota Bima) yang harus diselesaikan dengan cepat di lapangan," tegas
Pj Sekda Hj Mariamah.
Ia menuturkan bahwa sejumlah catatan perbaikan teknis di
lapangan yang perlu segera ditangani yaitu saringan sedimentasi dan sampah dari
drainase sekunder yang masuk ke drainase primer agar tidak terjadi penumpukan
sampah didalam saluran drainase primer, sehingga tidak terjadi penyumbatan
saluran.
"Kemudian untuk limbah pabrik tahu milik warga di wilayah
terdampak segera buatkan sumur resapan yang menampung limbah tahu agar tidak
mencemari lingkungan," ujarnya.
Mariamah juga mengapresiasi pelaksana proyek yang merespon
berbagai usulan dan masukan dari masyarakat mengenai kualitas material fisik
beton yang dinilai tidak sesuai spesifikasi dan menggantinya dengan kualitas
bagus.
Ia menegaskan, ini sebagai wujud komitmen pemerintah dan
pelaksana dalam melakukan hal pengawasan dilapangan, agar output dari proyek
ini betul-betul dirasakan dampaknya oleh masyarakat.
Konsultan Tim World Bank, Sri Sumandari, ST mengapresiasi
langkah dan komitmen Pemkot Bima dalam rangka menindaklanjuti kendala-kendala
teknis dilapangan sehingga program nasional ini terlaksana dengan baik.
Kata dia, secara keseluruhan progres tindak lanjut temuan di lapangan telah mencapai sekitar 40 persen. Namun, ia menilai masih diperlukan perbaikan pada berbagai aspek pelaksanaan kegiatan.
"Sebagian besar sudah ditindaklanjuti, tetapi masih
dibutuhkan penuntasan dan konsistensi dalam penerapan di lapangan,” pungkas
Sri.
Rapat
kordinasi berlangsung di Aula Kantor Bappeda Kota Bima yang dipimpin oleh Pj
Sekretaris Daerah Kota Bima, Hj Mariamah, SH tersebut dihadiri oleh Tim
Konsultan World Bank, Sekretaris DLH Kota Bima, Kepala Dinas PUPR Kota Bima,
Sekretaris Dinas Perkim dan Pertanahan Kota Bima, Sekretaris Bappeda Kota Bima,
Sekretaris Dinas Kominfotik Kota Bima, Ketua LP2DER Bima, perwakilan KPH Maria
Donggomasa, serta perwakilan Akademisi dari kampus STIE Bima.(red)


Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar merupakan aspirasi pembaca dan tidak merepresentasikan pendapat JangkaBima. Mohon selalu sampaikan pendapat dengan sopan dan tidak melanggar SARA.