Notification

×

Iklan

Iklan

Tekan Angka Stunting Dikes Kota. Ima Galakan Berbagai Program Akselerasi

| Kamis, Juni 19, 2025 WIB Last Updated 2025-06-23T14:02:10Z

 

Kabid Kesehatan Masyarakat, Abdul Rafik
Kota Bima, JangkaBina.- tekan angka stunting, Pemerintah Kota Bima melalui kerja keras seluruh stakeholder terus berkolaborasi dan bersinergi.


Salah satunya oleh Dinas Kesehatan (Dikes) melalui berbagai akselerasinya, seperti pemenuhan alat antropometri kit terstandar sampai tingkat posyandu untuk peningkatan kualitas data pengukuran.


Kepala Dinas Kesehatan Kota Bima melalui Kabid Kesehatan Masyarakat Abdul Rafik menyampaikan, secara garis besar stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada seribu Hari Pertama Kehidupan (HPK). 


Stunting juga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan otak, maka dari itu pemerintah secara tegas dan berkomitmen tinggi untuk menurunkan angka stunting, salah satunya dengan mengeluarkan Perpres No 72 Tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting. 


"Berkat kerja keras seluruh tim OPD di Kota Bima yang diantaranya juga adalah jajaran Dikes, angka stunting berhasil terus ditekan dan mengalami penurunan persentase setiap tahun," ujarnya Kamis 19 Juni 2025.


A Rafik menjelaskan, upaya penurunan stunting memerlukan keterpaduan baik dari segi tata-kelola maupun penyelenggaraan intervensi gizi spesifik dan sensitif pada lokasi dan kelompok sasaran yaitu remaja, calon pengantin, Ibu hamil, Ibu menyusui, dan anak berusia 0-59 bulan. 


Untuk mencapai keterpaduan atau konvergensi tersebut diperlukan sinkronisasi perencanaan dan penganggaran dalam pelaksanaan, pemantauan dan pengendalian lintas sektor dan antar pemerintahan pada seluruh tingkatan, para pemangku kepentingan dan masyarakat.


"Ada 11 indikator intervensi spesifik yang telah dilaksanakan diantaranya yaitu, skrining anemia, konsumsi tablet tambah darah (TTD) remaja putri, pemeriksaan kehamilan (ANC), konsumsi tablet tambah darah ibu hamil, pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil kurang energi kronik (KEK), pemantauan pertumbuhan balita, ASI eksklusif, pemberian MPASI kaya protein hewani bagi Baduta, tata laksana balita dengan masalah gizi, peningkatan cakupan dan perluasan imunisasi serta edukasi remaja ibu hamil dan keluarga termasuk pemicuan bebas buang air besar sembarangan (BABS)," pungkasnya.


A Rafik menambahkan, adapun upaya serta langkah yang dilakukan pemerintah terutama jajaran Dikes, seperti pemenuhan alat antropometri kit terstandar sampai tingkat posyandu untuk peningkatan kualitas data pengukuran, pemenuhan alat USG di tingkat puskesmas untuk mendukung pelayanan ANC pada ibu hamil, kemudian pelaksanaan AKSI BERGIZI untuk meningkatkan konsumsi TTD bagi remaja putri, konsumsi makanan gizi seimbang dan aktivitas fisik, pemberian Intervensi Telur pada semua  balita stunting Se-Kota Bima 1230 balita selama 90 hari, pelatihan kader dalam pemanfaatan alat antropometri.


Kemudian pelatihan Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) untuk meningkatkan pemahaman dan perbaikan pola pemberian makan pada anak, pemeriksaan kesehatan pada calon pengantin sekaligus edukasi Kesehatan reproduksi dan persiapan pernikahan, pemberian tablet tambah darah pada ibu hamil agar ibu hamil terbebas dari anemia, lalu pemantauan praktik MPASI pada anak usia 6-23 bulan yang dilakukan tiap 3 bulan serta langkah lainnya.


"Berkat kerja seluruh stakeholder, angka stunting berhasil diturunkan, dimana untuk tahun 2022 data stunting berdasarkan survei SSGI 31,2 persen dan EPPGBM 13,70 persen, lalu pada tahun 2023 data stunting berdasarkan survei SSGI 31,8 persen dan EPPGBM 11,32 persen dan pada tahun 2024 data stunting berdasarkan survei SSGI 28,4 persen dan EPPGBM 10,17 persen," ungkapnya.(Red)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar



Komentar merupakan aspirasi pembaca dan tidak merepresentasikan pendapat JangkaBima. Mohon selalu sampaikan pendapat dengan sopan dan tidak melanggar SARA.