Notification

×

Iklan

Iklan

Teluk Bima Tercemar Limbah, Nelayan Oi Ni'U Tak Bisa Melaut

| Rabu, April 27, 2022 WIB Last Updated 2022-04-27T12:01:24Z
Ramli saat menyaksikan kondisi laut tercemar

Bima, JangkaBima.com.-

Akibat tercemarnya laut di Teluk Bima, nelayan di lingkungan Oi Ni'U, Desa Panda Kabupaten Bima NTN terpaksa tak lagi bisa melaut. Kini harus memikirkan cara memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga.


Ini lantaran banyaknya ikan dan kepiting mati akibat tercemarnya laut yang terjadi selama dua hari terakhir.


" Terpaksa kita istirahat dulu, tadi malam saja tak ada hasil tangkapan," ungkap Ramli, Ketua Kelompok Nelayan, Toti Mori.


Diakuinya, munculnya fenomena air laut berbusa, berlendir berwarna kecoklatan sekitar teluk Bima sebenarnya sudah terjadi sejak Selasa siang (26/4/2022). Namun jumlahnya hanya sedikit, kemudian bertambah banyak pada malam hari.


Saat itu jelas Ramli sejumlah nelayan termasuk dirinya masih sempat memasang bubuh sekitar teluk, hanya saja saat diangkat ikan dan kepiting yang masuk semuanya mati.


" Semua ikan dan kepiting masuk bubuh kami pasang mati, padahal tak biasanya seperti itu," terang Ramli. Semua hasil tangkapan pun terpaksa tak dijual karena takut terkontaminasi limbah.


Setelah diselidiki pagi hari ternyata benar saja, luasan diduga limbah bertambah banyak, bahkan sangat tebal kemudian disusul banyaknya ikan yang mati.


" Bayak sekali ikan mati, ribuan ikan kecil sampai terdampar di pantai," ujar Ramli sambil menunjuk ikan-ikan mati disekitar lokasi tambatan perahunya.


Jelas Ramli, karena tak bisa melaut sejumlah nelayan tak lagi mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga, bahkan jika kondisi fenomena pencemaran laut cukup lama tak ada lagi bisa diperbuat.


Apalagi jika melihat banyaknya ikan dan kepiting mati maka akan sangat lama atau bahkan berbulan-bulan nelayan tak mendapat hasil tangkapan.


Untuk itu selaku ketua kelompok Nelayan Toti Mori berharap adanya perhatian dan bantuan pemerintah bagi keluarga nelayan membantu kebutuhan ekonomi keluarga.(JB06)


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar



Komentar merupakan aspirasi pembaca dan tidak merepresentasikan pendapat JangkaBima. Mohon selalu sampaikan pendapat dengan sopan dan tidak melanggar SARA.