Notification

×

Iklan

Iklan

Brida Kota Bima dan UNMBO Bedah Makna Budaya “Maja Labo Dahu”

| Kamis, Oktober 02, 2025 WIB Last Updated 2025-10-02T11:04:48Z

Saya acara FGD dan kepala BRIDA saat melihat kitab Bo Sangaji Kai
Kota Bima, JangkaBima.-Pemkot Bima melalui Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) bersama Universita Mbojo Bima (UNMBO) gelar kegiatan  Focus Group Discussion (FGD) dengan tema study Fenomenologi Konstruksi Budaya “Maja Labo Dahu”

 

Acara digelar di Museum Samparaja, Kamis 1 Oktober 2025 itu dibuka Staf Ahli Setda Kota Bima, Drs H Muhtar Landa dan dihadiri langsung oleh sejarawan, budayawan Bima dan sejumlah Kepala OPD lingkup Kota Bima. Seperti Sekretaris Lembaga UNMBO Hendra, Kepala Samparaja Bima, Dewi Ratna Muchlisa Mandyara, Alamtara Institute H Abdul Wahid dan Narasumber Lubis Hermanto, Ariani Rosadi dan Haeril.

 

Kepala Brida Kota Bima, Arif Roesman Effendy menyampaikan, kegiatan FGD hari ini merupakan bagian dari kegiatan Brida dalam rangka riset sesuai dengan visi dan misi Kepala daerah yaitu maju bermartabat.

 

Makna kata “Bermartabat” menjadi kalimat penting, yaitu Dana Mbojo dengan berbagai nilai kearifan lokal yang dulu sangat luar biasa dan kini sudah mulai ditinggalkan.

 

Namun belakangan ini, informasi dipertontonkan lebih tentang konflik, kekerasan dan hal hal lain lebih nampak, padahal Bima yang sebenarnya memiliki makna filosofi padangan budaya luar biasa, salah satunya kini sudah menjadi moto Kota Bima yaitu “Maja Labo Dahu”.

 

Oleh karena itu, Brida Kota Bima bersama UNMBO terpanggil membangun kembali nilai budaya yang sudah terpatri dari kehidupan saat ini, baik dari aspek pemerintahan, sosial kemasyarakatan.

 

“Ini bukan hanya riset dan hasil studi, namun kita semua bisa menggali makna budaya lebih dalam dan bisa memberikan nilai dan masukan kedepan dari segi pembahasan peraturan daerah dan lainnya,” ungkapnya.

 

Jelasnya, melalui kegiatan FGD hari ini yang dihadiri langsung oleh narasumber berkompeten, tentunya menjadi langkah kedepan bagi kita semua menambah pengetahuan dan menjaga eksistensi nilai-nilai kearifan dan budaya lokal.

 

Harapannya, apa sudah diberikan oleh pendahulu kita semua akan menjadi acuan dan tumpuan kita dalam membangun daerah tercinta lebih baik dan maju.

 

Sementara Sekretaris Lembaga UNMBO, Hendra menjelaskan, adanya perubahan tingkah laku kita yang dulu yang kemudian terjadi pergeseran saat ini, maka melalui diskusi ini kita dapat menggali nilai luhur dan budaya bisa dapat kita munculkan kembali.

 

Dicontohkannya, saat ini media sosial sudah tampil begitu fulgar menyampaikan informasi kurang senonoh dan menjurus ke caci maupun makian terhadap orang dan kelompok. Sementara kita sebenarnya memiliki nilai kearifan lokal yang lebih santun diwariskan para pendahulu.

 

Untuk itu, sangat penting peran kita semua untuk tetap mempertahankannya, sehingga perubahan dan arus budaya baru tak memberikan efek negatif bagi kehidupan bermasyarakat dan sosial kita.

 

Staf Ahli Bidang Pemerintahan Setda H Mukhtar membuka kegiatan FGD tegaskan, memang sudah terjadi perubahan sangat mencolok dalam kehidupan masyarakat saat ini. Nilai kearifan lokal dan maknanya budaya “Maja Labo Dahu” harus ada di setiap hati.

 

Oleh karena itu, mewakili Wali Kota Bima dirinya sampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan FGD mengangkat tema budaya dan kearifan lokal.

 

Namun dirinya berharap, kegiatan FGD hari ini bukan saja acara seremonial saja, namun dapat menghasilan sebuah kesepakatan dan kegiatan ini dapat terus dilaksanakan dan bisa menjadi perwali atau perda.(red)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar



Komentar merupakan aspirasi pembaca dan tidak merepresentasikan pendapat JangkaBima. Mohon selalu sampaikan pendapat dengan sopan dan tidak melanggar SARA.