![]() |
Demo ricuh depan kantor Walikota Bima |
Kericuhan terjadi setelah mahasiswa tak puas dengan sikap Pemkot Bima yang tak serius menanggapi apa jadi tuntutannya.
Sementara saat aksi yang sama di depan kantor DPRD Kota Bima aksi demonstrasi berjalan aman damai, itu setelah Ketua DPRD Kota Bima, Syamsurih menerima langsung mahasiswa dihalaman kantor setempat.
Usai dari kantor DPRD, ratusan mahasiswa kemudian bergerak ke kantor Wali Kota Bima. Lantaran tak ditemui, sempat terjadi aksi saling dorong antara mahasiswa dan petugas pengamanan, hingga kemudian terjadi kericuhan dan kejar-kejaran pun tak terelakan antara pihak kepolisian yang saat itu bertugas mengamankan aksi demonstrasi dan para mahasiswa.
Mahasiswa terpaksa berlarian hingga keluar dari pintu gerbang kantor Wali Kota Bima sebelah kiri ke arah lampu merah perempatan antara Kelurahan Penatoi dan Lewirato .
Sejumlah mahasiswa pun alami luka-luka setelah bentrok dengan aparat pengamanan aksi demonstrasi.
Sebelumnya, mahasiswa berhasil menerobos masuk hingga halaman kantor Wali Kota, mahasiswa dengan pengeras suara menyampaikan sejumlah tuntutanya.
Diantaranya tentang harga jagung, mahasiswa mendesak Wali Kota Bima segera menyikapi pembelian Komoditas jagung sesuai HPP ditetapkan pemerintah Rp 5.500/kg.
Mendesak Pemkot Bima merekomendasikan pemekaran Provinsi Pulau Sumbawa (PPS) yang saat ini sedang berproses dan diperjuangkan di Pemerintah pusat.
Termasuk kaitan dengan penertiban galian C ilegal, perbaikan infrastruktur jalan dan penggunaan mobil dinas sesuai peruntukan.
![]() |
Ketua DPRD, Syamsurih saat temua mahasiswa depan kantor DPRD |
Untuk informasi, selain mahasiswa UMB, bersamaan juga puluhan karyawan PT Tukad Mas menggelar aksi demonstrasi berdampingan dalam areal halaman kantor Pemkot Bima.
Massa membawa tuntutan mendesak Polres Bima-Kota segera memproses kasus dilaporkan terhadap manajemen PT Tukad Mas karena tak membayar upah karyawan sesuai perintah UU Ketenagakerjaan selama puluhan tahun.(Red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar merupakan aspirasi pembaca dan tidak merepresentasikan pendapat JangkaBima. Mohon selalu sampaikan pendapat dengan sopan dan tidak melanggar SARA.