Notification

×

Iklan

Iklan

Warga Sumbawa Meninggal Diatas KM Leuser, Keluarga Duga Kematian Korban Tak Wajar

| Jumat, Oktober 07, 2022 WIB Last Updated 2022-10-07T05:44:18Z
PH bersama Keluarga Korban

Kota Bima, Jangka Bima.com.-

Salah satu warga Desa Lape, Kabupaten Sumbawa dilaporkan meninggal dunia di atas KM Leuser saat berlayar dari pelabuhan Merauke Papua tujuan Pelabuhan Bima.


Roni (51) diduga meninggal dunia saat kapal berlayar di perairan antara Merauke dan Pelabuhan  Samlaki Kota Ambon, tanggal 2 Oktober 2022.


Johar Arifin mewakili keluarga korban, mengatakan, korban berangkat dari pelabuhan Merauke Papua 27 September 2022 bersama 4 temannya yang masih satu kampung.


Kata Johar, menurut pengakuan istri korban, pada tanggal 31 September 2022 sekitar pukul 23:00 WITA korban masih sempat video call dengan istri dan anaknya. Kemudian pada tanggal 1 Oktober 2022 pukul 11:00 WITA korban ditemukan sudah meninggal.


 " kami keluarga tahu korban meninggal setelah mendapat laporan dari teman korban," ungkap Johar pada wartawan, Jum'at (7/10/2022) saat menjemput jenazah korban di Pelabuhan Bima.


Berdasarkan keterangan dari Ifan pertama menemukan korban, saat korban tak kembali kemudian dicarilah ke lantai 7, namun korban ditemukan sudah tak bernyawa dan kaku di salah satu kursi panjang.


Korban ditemukan dengan posisi terlentang, kaki kanan di atas dan kaki kiri di bawah. Dari video dikirim oleh salah satu teman korban, terdapat luka sayatan di pergelangan tangan kiri, dahi dan  luka di perut belakang, telinga serta ada bercak darah.


Berdasarkan video itu tegas Johar, kami menduga ada kejanggalan atas kematian korban, sehingga memutuskan untuk meminta pada Kapten KM Leuser menanganinya sesuai SOP pelayaran serta meminta untuk diproses hukum.


Kemudian saat kapal tiba di Pelabuhan Kota Ambon, pihak kepolisian dan petugas medis membawa jenazah korban untuk dilakukan formalin dan dimasukan kedalam peti mati, baru kemudian dinaikan kembali ke atas kapal untuk di bawa menuju pelabuhan Bima.


Hanya saja apakah sudah di visum oleh pihak kepolisian di Ambon sampai saat ini kami pihak keluarga belum mengetahui pasti, untuk itu hari ini kami keluarga mendatangi pelabuhan Bima untuk memastikan seperti apa proses penanganan jenazah korban.


Syamsur Septiawan SH selalu Penasehat Hukum kluarga korban menyampaikan, menindaklanjutinya kematian korban kami telah berkoordinasi dengan pihak KPK3 Pelabuhan Bima dan Polres Bima-Kota.


Kami sampaikan pada pihak kepolisian, diduga korban meninggal akibat dari kekerasan fisik, untuk itu kami meminta ada penanganan secara hukum.


Itu setelah keluarga melihat video kematian korban, dimana mendapati adanya luka sayatan disejumlah bagian tubuh, pergelangan tangan, dahi dan luka pada perut dan belakang telinga.


Meminta pada pihak kepolisian untuk mengamankan dulu rekan korban.  karena kami duga ada indikasi keterlibatan salah satu rekan korban.


Pasalnya, sebelum kejadian, korban pernah memisahkan perkelahian salah satu temannya dengan orang saat di Papua " salah satunya saat ini bersama korban diatas kapal,", ungkap Wawan sapaan akrabnya.


Ini juga untuk menghindari adanya keributan antara keluarga korban dan salah satu yang diduga menyebabkannya korban meninggal " pihak polres Bima-Kota katakan siap untuk pengamanan," ujar Wawan.


Tujuannya pengamanan rekan korban ini juga agar ada kejelasan, kejadian sebenarnya seperti apa sehingga ada kepastian hukum.termasuk untuk lakukan visum pada jenazah di Kota Bima.(JB06)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar



Komentar merupakan aspirasi pembaca dan tidak merepresentasikan pendapat JangkaBima. Mohon selalu sampaikan pendapat dengan sopan dan tidak melanggar SARA.