Notification

×

Iklan

Iklan

FPRB Mbojo Matenggo Sosialisasi Pengolahan dan Manfaat Air Hujan di SMPIT Insan Kamil

| Sabtu, September 17, 2022 WIB Last Updated 2022-09-17T02:41:32Z
Kegiatan sosialisasi FPRN di SMPIT Insan Kamil

Kota Bima, JangkaBima.com.-

Terus memberikan edukasi pada masyarakat tentang mitigasi bencana, Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) Mbojo Matenggo Kota Bima menggelar sosialisasi pada siswa di DMPIT Insan Kamil.


Kegiatan digelar Sabtu (17/9/2022) di aula sekolah setempat memberikan pengetahuan tentang  pengelolaan dan pemanfaatan air hujan untuk mitigasi bencana.


Kepala SMPIT Insan Kamil Yusiran saat sambutan mengatakan, menjadi kehormatan untuk sekolahnya karena menjadi pilihan FPRB Mbojo Matenggo menggelar sosialisasi tentang mitigasi bencana.


"Ini menjadi bentuk perhatian yang luar biasa, semoga kita bisa terus bersinergi dengan baik," harapnya. 


Diakui Yusiran, tema sosialisasi tentang pemanfaatan air hujan sesuai dengan kondisi sekolah kami hari ini  memang perlu penanganan khusus. Dan kehadiran forum ini tentu saja akan menambah pengetahuan baru untuk pemanfaatan air hujan, agar bisa digunakan mencukupi kebutuhan sehari-hari. 


Di tempat yang sama, Ketua Harian FPRB Mbojo Matenggo Kota Bima Anwar Arman saat sambutan menjelaskan, forum ini terbentuk sejak tahun 2015 lalu dan sekarang masih aktif melaksanakan program sosialisasi dan penanganan mitigasi bencana. 


"Alhamdulillah FPRB intens melaksanakan sosialisasi dan SMPIT Insan Kamil menjadi salah satu lembaga pendidikan yang dipilih," ujarnya. 


Menurut Anwar Arman, saat ini Kota Bima krisis air bersih. Jika musim kemarau tiba, tidak sedikit wilayah di Kota Bima yang kekurangan air. Artinya, kondisi ini perlu menjadi perhatian semua pihak, agar Rahmat Allah SWT yang menurunkan hujan bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. 


"Jadi air itu tidak hanya di bawah tanah, tapi air hujan juga bisa diolah untuk dimanfaatkan memenuhi kebutuhan sehari-hari dan diminum," terangnya. 


Untuk itu, ia berharap dari sosialisasi ini, jajaran guru dan siswa SMPIT Insan Kamil bisa menyimak dengan baik seluruh rangkaian sosialisasi agar bisa bermanfaat dan diimplementasikan untuk pemanfaatan air hujan dalam kehidupan. 


Pemateri sosialisasi Imawan Muslimin dalam pemaparannya menjelaskan, sejauh ini hujan masih dianggap sebagai bencana. Karena setiap hujan turun, yang dipikirkan adalah banjir datang. Padahal Allah SWT menurunkan hujan sebagai rahmat dan keberkahan. 


"Kebutuhan air bersih seiring waktu terus meningkat, di sisi lain ketersediaan air berkurang," ungkapnya. 


Kata Imawan, Kota Bima menjadi salah satu daerah terpanah di Indonesia, kekeringan air bersih terus bertambah dibeberapa wilayah. Maka jika hujan tidak dimanfaatkan dengan baik, sumber air untuk kebutuhan hidup pasti akan habis. 


Sementara selama ini sambungnya, persepsi umum mengatakan, air hujan itu kotor dan tidak layak digunakan, bahkan untuk mencuci pakaian sekalipun, tidak layak. Padahal air hujan itu bisa dimanfaatkan dipakai untuk menyuburkan tumbuhan dan minuman. 


"Nah melalui sosialisasi ini, kami ingin menyampaikan bahwa sesungguhnya air hujan itu jika diolah layak diminum dan dipakai untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari," tegasnya. 


Pada kesempatan itu, Imawan juga menuturkan, pengelolaan air bersih merupakan bentuk nyata mitigasi bencana. Air hujan bisa dielektrolisasi dan dimanfaatkan menjadi air bersih dan air minum yang berkualitas, dengan PH atau derajat keasaman sebesar 9 plus. 


Selama ini, dirinya melihat kondisi Kota Bima ketika hujan akan terjadi banjir, kemudian jika kemarau selalu kekurangan air. Sementara di sisi lain, 90 persen lebih warga Kota Bima menggantungkan kebutuhan air dari sumur bor.


Mengenai cara kerjanya, Imawan membeberkan, air hujan yang turun ditampung menggunakan tandon. Baru kemudian dielektrolisasi menggunakan aliran listrik untuk memisahkan ion, dan menghasilkan air yang punya PH tinggi dan PH rendah.


“Peralatannya tidak menghabiskan banyak biaya, sekitar Rp 10 juta untuk paket lengkap. Seperti tandon, pipa, talang, dudukan tandon, box, titanium dan adaptor,” sebutnya.


Imawan menambahkan, air hujan yang dielektrolisasi tersebut juga punya banyak khasiat dan mengobati sejumlah penyakit. Sebab air hujan tidak memiliki bakteri.(JB06)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar



Komentar merupakan aspirasi pembaca dan tidak merepresentasikan pendapat JangkaBima. Mohon selalu sampaikan pendapat dengan sopan dan tidak melanggar SARA.