![]() |
Kepala DPPKAB Kota Bima saat acara rembuk stunting |
cara digelar di aula Maja Labo Dahu Selasa 23 September 2025 turut dihadiri langsung oleh Wakil Wali Kota Bima Feri Sofiyan, Kepala DPPKB H Ichwanul Muslimin, Kepala Bappeda Syarif Rustaman serta perwakilan Kepala OPD, Camat dan Lurah serta BUMN dan lainnya.
Kepala DPPKB Kota Bima H Ichwanul Muslimin menyampaikan, kegiatan ini untuk membahas pentingnya penanganan stunting, evaluasi program, kolaborasi lintas sektor hingga komitmen bersama demi percepatan penurunan stunting di daerah.
"Stunting sudah menjadi pembahasan nasional dan merupakan masalah besar di negara, jadi hal ini tidak hanya menjadi perhatian daerah tetapi juga target nasional, yang memerlukan upaya serius dari semua pihak untuk menanggulangi bersama," ujarnya.
Ichwanul Muslimin menjelaskan, selain kegiatan rembuk stunting, dalam memerangi dan menurunkan angka stunting pihaknya terus intens melaksanakan sejumlah program untuk menurunkan angka stunting seperti pemberian makanan tambahan, telur dan lainnya.
"Melalui rembuk ini pula kami berharap, agar stakeholder yang hadir dapat bersama menyampaikan usulan dan rencana kegiatan, agar angka stunting dapat terus ditekan setiap tahunnya," katanya.
Sementara itu Wakil Wali Kota Bima Feri Sofiyan mengungkapkan, stunting bukanlah sekadar istilah teknis dalam dunia kesehatan namun menjadi luka bangsa dan alarm bahaya bagi masa depan negara.
Artinya anak-anak yang tumbuh dalam kondisi stunting bukan hanya pendek secara fisik, tetapi juga terhambat perkembangan otaknya, melemahkan daya saingnya, dan membatasi peluangnya untuk meraih kehidupan yang lebih baik. Sebab jika negara abai, maka yang hilang bukan hanya angka statistik, tapi generasi masa depan.
"Pemerintah tegaskan, percepatan penurunan stunting adalah gerakan bersama, tidak cukup hanya dengan program gizi dan lainnya, tapi ini adalah kerja lintas sektor. Seperti Dinas PUPR, Dinas Perkim harus memastikan akses air bersih dan sanitasi. Tapi OPD lain seperti Dinsos juga harus memastikan bantuan tepat sasaran, maupun Dinas Dikpora harus mendidik pola hidup sehat sejak dini," bebernya.
Feri Sofiyan menambahkan, ada beberapa hal yang harus menjadi acuan dan dipegang bersama dalam menekan angka stunting seperti, keluarga sebagai benteng utama artinya pencegahan stunting dimulai dari rumah, dari calon pengantin yang sehat, ibu hamil yang mendapat asupan gizi baik, hingga 1.000 hari pertama kehidupan anak pada masa emas ini tidak boleh dibiarkan hilang.
"Adapun hal lainnya yaitu sinergi lintas sektor yang nyata, keterlibatan masyarakat sebagai roh gerakan, perubahan perilaku sebagai kunci keberhasilan. Sekali lagi, perjuangan kita hari ini akan menentukan wajah Kota Bima 20 sampai 30 tahun mendatang. Jika kita serius, insyaallah akan lahir generasi emas, anak-anak yang sehat, cerdas, berkarakter, dan siap bersaing di tingkat global," tambahnya.(Red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar merupakan aspirasi pembaca dan tidak merepresentasikan pendapat JangkaBima. Mohon selalu sampaikan pendapat dengan sopan dan tidak melanggar SARA.