Notification

×

Iklan

Iklan

Tanggung Jawab Pemuda Sebagai Pemimpin Masa Depan

| Kamis, Oktober 28, 2021 WIB Last Updated 2021-10-28T12:41:41Z
Irmansyah

Refleksi Hari Sumpah Pemuda

Penulis : Irmansyah


Pemuda ibaratnya matahari, maka usia muda ibarat jam 12 siang. Di mana matahari bersinar paling terang dan paling panas. Secara fisik, pemuda memiliki kekuatan yang lebih, memiliki semangat, jiwa dan mental yang kuat.


Pemuda adalah pengukir prestasi yang membanggakan bagi bangsa dan Negara, inilah jiwa pemuda. Jiwa yang penuh semangat membara, hingga ketika seorang pemuda sudah tidak lagi punya semangat, harapan, dan cita-cita dalam hidupnya maka sesungguhnya ia telah menua sebelum ia tua. 


Imam Syafi’i pun berkata, “Tidaklah mungkin orang yang punya mimpi dan bercita-cita besar hanya duduk berpangku tangan. Tinggalkanlah kenyamanan maka kau akan menemukan gantinya karena kenikmatan hidup didapatkan setelah kau melewati kelelahan".


Tidak bisa dipungkiri, berbagai amanah dalam kehidupan bermasyarakat kita masih didominasi oleh orang tua, banyak faktor menjadi pemicu antara lain ketidak siapan pemuda dalam mengambil peran itu sendiri ataukah tidak ada peluang bagi generasi muda yang diberikan oleh orang tua yang masih beranggapan bahwa orang tualah yang layak dalam posisi menjadi pemimpin sehingga peran para pemuda masih sangat minimm dan belum dirasakan di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat.


Tak dapat disangkal, gelombang demokratisasi seiring dengan gerakan reformasi 1998 telah mengantarkan kita pada suatu kehidupan yang lebih terbuka dan demokratis. Para pemuda dituntut untuk pebih kritis dan proaktif dalam mencari peluang memegang kendali dan arah kebijakan masa depan, hadirnya pemuda dalam berbagai aspek kegiatan kemasyarakat telah menunjukkan perubahan besar bahwa pemuda tidak lagi menjadi penonton, di Kota Bima sendiri peran pemuda telah mengantarkan kepecayaan publik keranah yang lebih besar, perhelatan dan iven-iven besar kini mulai di agendakan oleh tokoh-tokoh pemuda dalam rangka menarik simpati ataupun meminimalisir kekosongan kaum muda dalam beraktifitas.


Seperti misalnya, sepak bola mini yang hampir tiap Kelurahan di adakan kamum muda dalam menigisi Hari Sumpah Pemuda, Lomba Volly Ball antar Kelurahan/Desa se-Kebupaten/Kota yang digelar Karang Taruna Kota Bima sebagai wujud nyata peran Pemuda, dan beberbagai kegiatan lainnya yang hampir semuanya dihelat oleh tokoh-tokoh muda yang inspiratif.


Hadirnya Remaja Masjid Baitul Hamid Raba misalnya, kini menjadi icon perubahan besar generasi muda Kota Bima dan satu-satunya Remaja Masjid yang keanggotaanya lebih dari 60 orang yang kesemuanya aktif, tidak hanya dalam kegiatan internal keremajaan mereka kerap kali menjadi garda terdepan dalam menyongsong perubahan di tingkat Pemerintah Kelurahan Penaraga dan Kota Bima pada umumnya. Keberadaan mereka pun menjadi barometer keberhasilan regerasi kepemimpinan masa kini.


Tidak kalah juga, keberadaan pemuda yang tergabung dalam sebuah lembaga Siaga Bencana Kelurahan (TSBK) di Kota Bima kemudian menjelma bersama dalam forum yang lebih besar seperti Forum Team Siaga Bencana (FTSB) Kota Bima, ibarat busur panah yang siap dilepaskan pemanahnya dalam berbagai kegiatan wal khusus mengurangi resiko bencana yang ada, TSBK/FTSB telah memberi jawab pada publik bahwa kepemimpinan masa depan tidak semua berawal dari hal besar namun juga berawal dari sesuatu yang kecil dan itu telah menempatkan mereka sebagai generasi terbaik yang siap bertugas sebagai pemuda tangguh bencana.


Lantas pertanyaannya, generasi muda seperti apakah yang ideal menjadi pemimpin masa depan? 


Sejarah telah mencatat dalam tinta emas bahwa sebuah perubahan suatu bangsa tidak terlepas dari peran pemuda, sebagian besar dari Alquran berisi kisah/syiroh. Sebagian besar kisahnya adalah kisah para Nabi. Kisah para Nabi itu bukan ketika mereka telah menua, namun sungguh ceritera itu ditulis indah dalam Quran ketika mereka muda. 


Lihatlah ketika Ibrahim muda mengajak bangsanya berlogika untuk menemukan keesaan Tuhan yang di abadikan dalam QS. Al-Anbiya ayat 60 “Demi Allah, sesungguhnya aku akan melakukan tipu daya terhadap berhala-berhala kalian sesudah kalian pergi meninggalkannya. Maka Ibrahim membuat berhala-berhala itu hancur terpotong-potong, kecuali yang terbesar (induk) dari patung-patung yang lain; agar mereka kembali (untuk bertanya) kepadanya. Mereka berkata, “Siapakah yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami? Sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang zalim”. Mereka berkata, “Kami dengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini yang bernama Ibrahim”. Mereka berkata, “(Kalau demikian) bawalah dia dengan cara yang dapat dilihat orang banyak agar mereka menyaksikan.” Mereka bertanya, “Apakah kamu, yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami, hai Ibrahim?” Ibrahim menjawab, “Sebenarnya patung yang besar itu yang melakukannya, maka tanyakanlah kepada berhala itu, jika mereka dapat berbicara”.


Lihatlah juga kisah Ashabul Kahfi ”(Ingatlah) tatkala pemuda-pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua lalu mereka berdo’a : ‘Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)”. (Q.S. Al-Kahfi : 10)


“Kami ceritakan kisah mereka kepadamu (Muhammad) dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka (Sang Pencipta), dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk”. (Q.S. Al-Kahfi : 13)


Tidak kalah menarik ketika Allah mencertikan kisah Nabi Yusuf yang mendapatkan berbagai ujian dalam hidupnya. Beliau menghadapi persekongkolan jahat yang justru datang dari orang-orang yang terdekatnya, yaitu saudara-saudaranya. Mereka merencanakan untuk membunuhnya. Rencana itu mereka buat saat Yusuf masih kecil. Kemudian Yusuf dijual di pasar budak di Mesir lalu ia dibeli dengan harga yang sangat murah. Kemudian beliau menghadapi rayuan dari isteri seorang lelaki yang memiliki jabatan penting. Ketika ia menolak rayuannya, ia pun dimasukan ke dalam penjara. Dalam beberapa waktu, beliau menjadi tahanan di penjara. Meskipun mendapatkan berbagai kehinaan ini, pada akhirnya beliau mampu menduduki tampuk kepemimpinan di Mesir. Beliau menjadi menteri dari raja yang pertama. Ia memulai dakwahnya di jalan Allah SWT dari atas panggung kekuasaan. Ia melaksanakan rencana Allah SWT dan menunaikan perintah-Nya. Demikianlah kandungan dari kisahnya. yang di abadikan dalam QS. Yusuf sepenuhnya.


Sahabat Ibnu Abbas pernah menyatakan, ''Tidaklah Allah mengutus seorang Nabi melainkan pemuda. Dan seorang alim tidak diberi ilmu pengetahuan oleh Allah melainkan di waktu masa mudanya.''


Bung Karno pernah berkata "Berikan aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, Berikan aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia". 


Berbagai kisah/syiroh ini menjadi dasar bagaimana kita bisa melihat bahwa peran pemuda dalam menyiapkan diri menjadi pemimpin yakni didasarkan pada pengetahuan agama yang mumpuni, sehingga dengan kemampuan dan keyakian yang kuat akan mengantarkan pribadi yang kokoh dan tangguh dalam berbagai aspek kehidupan, sehingga peran pemuda sebagai pimpinan masa depan dapat terlihat dari diri seorang pemuda yang membuat ia mampu disebut sebagai agent of change (agen perubahan) dan agent of social control (agen pengawas sosial).


Saatnya kita munculkan generasi muda idaman berkarakter Ashabul Kahfi, berakidah Ibrahim, pecinta sifat-sifat mulia para Nabi. Dengan demikian, para pemuda dan pemudi mempunyai kriteria yang jelas dalam mengidolakan seseorang dan ia siap menjadi pemimpin masa depan, sehingga mereka tak lagi membabi buta dalam menentukan seseorang yang akan ditiru dan diikuti tingkah lakunya, mereka juga memiliki tameng yang akan menjaganya darihal-hal buruh yang menggoda. Karena pada hakikatnya di sisi Allah SWT mereka yang menjunjung nilai keimanan dan ketakwaan sajalah yang layak menjadi idaman setiap insan.

*Mahasiswa (Cand) Magister Manajement Inovasi UTS NTB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar



Komentar merupakan aspirasi pembaca dan tidak merepresentasikan pendapat JangkaBima. Mohon selalu sampaikan pendapat dengan sopan dan tidak melanggar SARA.